Tugu Pahlawan Surabaya - Saksi Nyata Para Pejuang

Minggu, 16 Oktober 2016


Indonesia Wow banget
  • Sejarah
Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun 1945 ketika banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.


Tugu Pahlawan, adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia. Monumen ini setinggi 41,15 meter yang berbentuk lingga.

  • Lokasi
Tugu Pahlawan terletak di pusat kota Surabaya, tepatnya ditengah-tengah diantara Jl.Pahlawan, Jl. Bubutan, Jl. Tembaan, dan Jl. Kebon Rojo. Monumen ini berdekatan dengan Bank Indonesia (BI) cabang Surabaya, kantor pos besar serta berdekatan dengan pasar turi . Letaknya tepat diseberang kantor gubernur jawa Timur.

  • Daya tarik
Monument ini seluas 1,3 hektare. Didepan pintu masuk ada patung Bung Karno dan Bung Hatta sedang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Tepat di belakang tugu, terdapat sebuah piramida (Museum 10 Nopember) yang sengaja dibangun sebagai tempat untuk memakamkan jenazah para pahlawan yang tidak diketahui identitasnya, gugur setelah berjuang membela bangsa dan negara. Untuk masuk ke dalam piramida ini, pengunjung terlebih dahulu harus masuk ke dalam museum yang terletak tak jauh dari tugu. Museum 10 Nopember Untuk menyimpan benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Surabaya, di areal ini dibuat museum yang dibangun belakangan. Bangunan museum terlihat menarik karena menyerupai piramida-piramida kecil. Pada bagian tengah piramida ini terdapat patung yang menggambarkan tiga pemuda dengan senjata bambu runcing berjuang melawan penjajah.


Dalam museum terdapat diorama tentang perjuangan rakyat Surabaya Ada koleksi senjata, foto dan patung. Semua dalam semua museum memberikan gambaran di masa pertempuran dan rekaman pidato Bung Tomo yang wordpress berhasil membangkitkan semangat berjuang rakyat Surabaya. Koleksi lainnya adalah berbagai benda peninggalan Bung Tomo, peta dan senjata-senjata yang digunakan pada saat berperang melawan Belanda dan sekutunya. Anda juga dapat lebih mengetahui bagaimana gambaran tentang pertempuran yang terjadi dengan menyaksikan film dokumenter yang menceritakan pertempuran 10 Nopember 1945.


Aneka tumbuhan dan bunga-bunga yang ada di kawasan ini menjadi daya tarik bagi masyarakat Surabaya yang ingin sejenak beristirahat atau menghabiskan suasana pagi dan sore hari dengan sekadar duduk-duduk sambil melihat bangunan-bangunan yang mengingatkan perjuangan masyarakat Surabaya.

  • Fasilitas
Bagi yang ingin mencicipi kuliner sekitar Tugu pahlawan ada Bebek Goreng Tugu Pahlawan , di Jl. Tembaan No. 17 (Depan BCA Pahlawan), Surabaya 60234, Indonesia. Atau juga cicipi Sate Kelapa, Kuliner Unik di Tugu Pahlawan Surabaya yang berada di lapak-lapak pedagang kaki lima, Uniknya adalah sate yang akan dipanggang di atas bara api arang kayu atau batok kelapa itu sudah terlebih dulu dilumeri parutan kelapa dengan bumbu berwarna kuning yang khas. Bila dipanggang tentu menghasilkan aroma yang bikin kita penasaran untuk mencobanya.

  • Transportasi
Dari terminal bungurasih naik bus damri jurusan JMP, nanti bisa langsung turun di tugu pahlawan karena bus jurusan JMP melewati tugu pahlawan.

  • Saran & Tips
Para pengunjung tidak dipungut biaya untuk memasuki kawasan Tugu Pahlawan ini. Biaya masuk hanya dikenakan saat akan memasuki Museum 10 Nopember.

Museum ini buka dari hari Selasa-Jumat pada pukul 07.00-15.00 wib, sedangkan hari Sabtu dan Minggu dari jam 07.00-12.00 wib.
More aboutTugu Pahlawan Surabaya - Saksi Nyata Para Pejuang

Tugu Monas dan Latar Belakangnya


Indoneisa Wow Banget - Monas [ Monumen Nasional ] – Menomen ini terletak persis di Pusat Kota Jakarta. Tugu Monas merupakan tugu kebanggaan bangsa Indonesia, selain itu monas juga menjadi salah satu pusat tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi warga Indonesa baik yang dijakarta maupun di luar Jakarta. Tujuan pembangunan tugu monas adalah untuk mengenang dan mengabadikan kebesaran perjuangan Bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi 17 Agustus 1945, dan juga sebagai wahana untuk membangkitkan semangat patriotisme generasi sekarang dan akan datang.


Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.

Tugu Monas punya ciri khas tersendiri, sebab arsitektur dan dimensinya melambangkan kias kekhususan Indonesia. Bentuk yang paling menonjol adalah tugu yang menjulang tinggi dan pelataran cawan yang luas mendatar. Di atas tugu terdapat api menyala seakan tak kunjung padam, melambangkan keteladanan semangat bangsa Indonesia yang tidak pernah surut berjuang sepanjang masa.

Bentuk dan tata letak Monas yang sangat menarik memungkinkan pengunjung dapat menikmati pemandangan indah dan sejuk yang memesona, berupa taman di mana terdapat pohon dari berbagai provinsi di Indonesia. Kolam air mancur tepat di lorong pintu masuk membuat taman menjadi lebih sejuk, ditambah dengan pesona air mancur bergoyang.


Di dekat pintu masuk menuju pelataran Monas itu juga nampak megah berdiri patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda. Patung yang terbuat dari perunggu seberat 8 ton itu dikerjakan oleh pemahat Italia, Prof Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario di Indonesia.

  • Gagasan Pembangunan Monas
Gagasan awal pembangunan Monas muncul setelah sembilan tahun kemerdekaan diproklamirkan. Beberapa hari setelah peringatah HUT ke-9 RI, dibentuk Panitia Tugu Nasional yang bertugas mengusahakan berdirinya Tugu Monas. Panitia ini dipimpin Sarwoko Martokusumo, S Suhud selaku penulis, Sumali Prawirosudirdjo selaku bendahara dan dibantu oleh empat orang anggota masing-masing Supeno, K K Wiloto, E F Wenas, dan Sudiro.

http://satupedang.blogspot.com/ Panitia yang dibentuk itu bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan Monas yang akan didirikan di tengah lapangan Medan Merdeka, Jakarta . Termasuk mengumpulkan biaya pembangunannya yang harus dikumpulkan dari swadaya masyarakat sendiri.

Setelah itu, dibentuk panitia pembangunan Monas yang dinamakan ”Tim Yuri” diketuai langsung Presiden RI Ir Soekarno. Melalui tim ini, sayembara diselenggarakan dua kali. Sayembara pertama digelar pada 17 Februari 1955, dan sayembara kedua digelar 10 Mei 1960 dengan harapan dapat menghasilkan karya budaya yang setinggi-tingginya dan menggambarkan kalbu serta melambangkan keluhuran budaya Indonesia.

Dengan sayembara itu, diharapkan bentuk tugu yang dibangun benar-benar bisa menunjukan kepribadian bangsa Indonesia bertiga dimensi, tidak rata, tugu yang menjulang tinggi ke langit, dibuat dari beton dan besi serta batu pualam yang tahan gempa, tahan kritikan jaman sedikitnya seribu tahun serta dapat menghasilkan karya budaya yang menimbulkan semangat kepahlawanan.

Oleh Tim Yuri, pesan harapan itu dijadikan sebagai kriteria penilaian yang kemudian dirinci menjadi lima kriteria meliputi harus memenuhi ketentuan apa yang dinamakan Nasional, menggambarkan dinamika dan berisi kepribadian Indonesia serta mencerminkan cita-cita bangsa, melambangkan dan menggambarkan “api yang berkobar” di dalam dada bangsa Indonesia, menggambarkan hal yang sebenarnya bergerak meski tersusun dari benda mati, dan tugu harus dibangun dari benda-benda yang tidak cepat berubah dan tahan berabad-abad.

Namun, dua kali sayembara digelar, tidak ada rancangan yang memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan panitia. Akhirnya, ketua Tim Yuri menunjuk beberapa arsitek ternama yaitu Soedarsono dan Ir F Silaban untuk menggambar rencana tugu Monas. Keduanya arsitek itu sepakat membuat gambarnya sendiri-sendiri yang selanjutnya diajukan ke ketua Tim Yuri (Presiden Soekarno), dan ketua memilih gambar yang dibuat Soedarsono.

Dalam rancangannya, Soedarsono mengemukakan landasan pemikiran yang mengakomodasi keinginan panitia. Landasan pemikiran itu meliputi kriteria Nasional. Soedarsono mengambil beberapa unsur saat Proklamasi Kemerdekaan RI yang mewujudkan revolusi nasional sedapat mungkin menerapkannya pada dimensi arsitekturnya yaitu angka 17, 8, dan 45 sebagai angka keramat Hari Proklamasi.

Bentuk tugu yang menjulang tinggi mengandung falsafah “Lingga dan Yoni” yang menyerupai “Alu”sebagai “Lingga” dan bentuk wadah (cawan-red) berupa ruangan menyerupai “Lumpang” sebagai “Yoni”. Alu dan Lumpang adalah dua alat penting yang dimiliki setiap keluarga di Indonesia khususnya rakyat pedesaan. Lingga dan Yoni adalah simbol dari jaman dahulu yang menggambarkan kehidupan abadi, adalah unsur positif (lingga) dan unsur negatif (yoni) seperti adanya siang dan malam, laki-laki dan perempuan, baik dan buruk, merupakan keabadian dunia.

Bentuk seluruh garis-garis arsitektur tugu ini mewujudkan garis-garis yang bergerak tidak monoton merata, naik melengkung, melompat, merata lagi, dan naik menjulang tinggi, akhirnya menggelombang di atas bentuk lidah api yang menyala. Badan tugu menjulang tinggi dengan lidah api di puncaknya melambangkan dan menggambarkan semangat yang berkobar dan tak kunjung padam di dalam dada bangsa Indonesia.

  • Proses Pembangunan Monas
Pembangunan tugu Monas dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu tahap pertama (1961-1965), kedua (1966-1968), dan tahap ketiga (1969-1976). Pada tahap pertama pelaksanaan pekerjaannya dibawah pengawasan Panitia Monumen Nasional dan biaya yang digunakan bersumber dari sumbangan masyarakat.
Tahap kedua pekerjaannya masih dilakukan dibawah pengawasan panitia Monas. Hanya saja, biaya pembangunannya bersumber dari Anggaran Pemerintah Pusat c.q Sekertariat Negara RI. Pada tahap kedua ini, pembangunan mengalami kelesuan, karena keterbatasan biaya.

Tahap ketiga pelaksanaan pekerjaan berada dibawah pengawasan Panitia Pembina Tugu Nasional, dan biaya yang digunakan bersumber dari Pemerintah Pusat c.q Direktorat Jenderal Anggaran melalui Repelita dengan menggunakan Daftar Isian Proyek (DIP).

  • Ruang Museum Sejarah
Ruang museum sejarah yang terletak tiga meter dibawah permukaan halaman tugu memiliki ukuran 80X80 meter. Dinding serta lantai di ruang itu pun semuanya dilapisi batu marmer. Di dalam ruangan itu, pengunjung disajikan dengan 51 jendela peragaan (diorama) yang mengabadikan sejarah sejak jaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia, perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia hingga masa pembangunan di jaman orde baru. Di ruangan ini pula, pengunjung juga dapat mendengar rekaman suara Bung Karno saat membacakan Proklamasi.


  • Ruang Kemerdekaan
Sementara di ruang kemerdekaan yang berbentuk amphitheater terletak di dalam cawan tugu, terdapat empat atribut kemerdekaan meliputi peta kepulauan Negara RI , Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika, dan pintu Gapura yang berisi naskah Proklamasi Kemerdekaan.

Di pelataran puncak tugu yang terletak pada ketinggian 115 meter dari halaman tugu memiliki ukuran 11X11 meter, pengunjung dapat mencapai pelataran itu dengan menggunakan elevator (lift-red) tunggal yang berkapasitas sekitar 11 orang.

Di pelataran yang mampu menampung sekitar 50 orang itu juga disediakan empat teropong di setiap sudut, dimana pengunjung bisa melihat pemandangan Kota Jakarta dari ketinggian 132 meter dari halaman tugu Monas.

Lidah api yang terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dengan tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter, terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Seluruh lidah api dilapisi lempengan emas seberat 35 kilogram, dan kemudian pada HUT ke-50 RI, emas yang melapisi lidah api itu ditambah menjadi 50 kilogram.


More aboutTugu Monas dan Latar Belakangnya

Kota Khatulistiwa Pontianak


Indonesia Wow Banget - Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Provinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.

Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak.

Sejarah mengenai pembangunan tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung.


Catatan pada Tugu Khatulistiwa
Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa : Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indiƫ : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak dengan konstruksi sebagai berikut :
  • Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.
  • Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah.
  • Tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian dalam.
  • Tahun tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.

Bangunan tugu terdiri dari 4 buah tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 meter.

Diameter lingkaran yang ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR (bahasa Belanda yang berarti Equator) sepanjang 2,11 meter. Panjang penunjuk arah 2,15 meter.

Tulisan plat di bawah anak panah tertera 109o 20' OLvGr menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis Bujur Timur.

Pada bulan Maret 2005, Tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan koreksi untuk menentukan lokasi titik nol garis khatulistiwa di Kota Pontianak. Koreksi dilakukan dengan menggunakan gabungan metode terestrial dan ekstraterestrial yaitu menggunakan global positioning system (GPS) dan stake-out titik nol garis khatulistiwa dikoreksi

Hasil pengukuran oleh tim BPPT, menunjukkan, posisi tepat Tugu Khatulistiwa saat ini berada pada 0 derajat, 0 menit, 3,809 detik lintang utara; dan, 109 derajat, 19 menit, 19,9 detik bujur timur

Sementara, posisi 0 derajat, 0 menit dan 0 detik ternyata melewati taman atau tepatnya 117 meter ke arah Sungai Kapuas dari arah tugu saat ini. Di tempat itulah kini dibangun patok baru yang masih terbuat dari pipa PVC dan belahan garis barat-timur ditandai dengan tali rafia.

Mengenai posisi yang tertera dalam tugu (0 derajat, 0 menit dan 0 detik lintang, 109 derajat 20 menit, 0 detik bujur timur), berdasarkan hasil pelacakan tim BPPT, titik itu terletak 1,2 km dari Tugu Khatulistiwa, tepatnya di belakang sebuah rumah di Jl Sungai Selamat, kelurahan Siantan Hilir.

Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan "menghilang" beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di sekitar tugu.

Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan 
More aboutKota Khatulistiwa Pontianak

Taman Laut Nasional Bunaken - Manado


Indonesia Wow Banget - Taman Laut Nasional Bunaken mempunyai area dengan luas 75.265 ha. Terdapat 5 pulau yang termasuk dalam taman nasional ini yaitu Pulau Naen, Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau Siladen, dan Pulau Mantehage beserta anak pulau yang di sekelilingnya. Dan jumlah penduduk yang ada di kelima pulau tersebut sekitar 21.000 orang.


Secara geografis Pulau Bunaken termasuk dalam wilayah perairan “Segi Tiga Emas“. Lebih dari sekitar 3000-an spesies ikan berada di Bunaken. Wilayah “Segi Tiga Emas” adalah jalur perairan laut yang menghubungkan laut Filipina, laut Papua, dan laut Indonesia. Karena kekayaan alam yang berada di Bunaken, organisasi nasional dan internasional non pemerintah saling bekerja sama dalam menjalankan konservasi terumbu karang dan mangrove.

Pemerintah Kota Manado mempunyai gagasan menjadikan Bunaken sebagai obyek wisata bahari dan wisata edukasi, karena pemerintah setempat melihat aktivitas konservasi alam laut di wilayah ini. Maka dari itu kawasan Pulau Bunaken pada 1991 silam, Menteri Kelautan meresmikannya sebagai 
Obyek Wisata

Pada saat wisatawan berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara, mereka tidak akan lupa untuk berkunjung ke Taman Laut Nasional Bunaken. Karena Bunaken merupakan obyek wisata yang paling populer.


Bunaken memiliki luas kurang lebih sekitar  8 km² yang terletak di Teluk Manado. Di sekeliling Bunaken, ada taman laut yang juga bagian Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Bunaken juga merupakan salah satu taman laut yang mempunyai biodiversitas laut tertinggi dunia. Oleh karena itu banyak para wisatawan yang datang berkunjung untuk melakukan aktivitas menyelam di kawasan Bunaken. Meski luas area mencapai 75.265 ha, lokasi menyelam sangat terbatas, hanya berada di sekitar pantai yang mengitari kelima pulau yang berada di kawasan Taman Laut Nasional Bunaken.
clown fish 

Di Bunaken terdapat 40 lokasi penyelaman yang memiliki beraneka ragam terumbu karang dan ikan laut tropis yang indah. Wisatawan yang melakukan penyelaman di wilayah Bunaken akan disuguhi pemandangan 150 spesies ikan dari sekitar 58 genus ikan dan terumbu karang.

Taman Laut Nasional Bunaken mempunyai 20 dive spot / titik penyelaman dengan berbagai kedalaman yang bervariasi. Dari 20 dive spot, 12 dive spot berada di Pulau Bunaken dan merupakan titik penyelaman yang paling sering dikunjungi oleh penyelam-penyelam baik lokal maupun mancanegara

.
Titik penyelaman Bunaken berderet dari tenggara hingga barat laut. Di kawasan ini terdapat dinding karang berukuran raksasa berbentuk vertikal dan melengkung. Dinding ini merupakan sumber makanan bagi ikan-ikan dan penghuni laut lainnya.
  • Lokasi

    Bunaken terletak di perairan laut Pulau Sulawesi. Sebagian Taman Laut Nasional Bunaken berada di utara Teluk Manado dan merupakan bagian administrasi Kota Manado, Sulawesi Utara.
  • Akses

    Untuk mencapai Taman Laut Nasional Bunaken, wisatawan dapat menggunakan transportasi yang sudah tersedia yaitu perahu motor dari pantai Teluk Manado.
  • Harga Tiket Masuk

    Harga tiket masuk ke Taman Laut Nasional Bunaken yaitu Rp. 50.000,-/orang untuk sekali masuk. Dan Rp. 150.000,-/orang yang berlaku 1 tahun. Jika Anda membeli tiket yang berlaku untuk 1 tahun, Anda akan diberi seperti lencana yang terbuat dari plastik sebagai pengganti tiket.
  • Fasilitas dan Akomodasi

    Beberapa akomodasi hotel di kawasan Bunaken sudah tersedia dengan berbagai pilihan. Beberapa hotel dekat Taman Nasional Bunaken yang direkomendasikan yaitu Bunaken Island Dive Resort dan Bunaken Divers Sea Breeze Resort. Kedua hotel tersebut terletak di Pulau Bunaken. Terdapat juga penyewaan selam beserta instrukturnya. Untuk instruktur selam sudah menguasai bahasa Perancis, Belanda, Inggris, dan Jerman.
More aboutTaman Laut Nasional Bunaken - Manado

Panjat Pinang - Ajang Keakraban dan Suka Cita


Indonesia Wow Banget - Panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda. Lomba panjat pinang diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain yang mengikuti lomba ini adalah orang-orang pribumi.

Umumnya permainan ini dapat kita lihat pada saat perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia. Dimainkan oleh anak laki-laki berjumlah 5 orang atau ber grup.



Alat yang digunakan adalah batang pinang yang dikupas kulit batangnya dan diberi gomok binatang sehingga licin. Pada bagian puncak ditancapkan kerangka berbentuk lingkaran. Pada bagian ini diikatkan berbagai hadiah seperti buku tulis, sendal jepit, kaos, dll.


Setelah semua peralatan tersedia dan dipasangkan pada batang pinang kemudian ditancapkan di tanah ditopang hingga kokoh. Si pemain memanjat secara bergantian atau berleret-leret sampai 5 orang berupaya untuk mendapat benda yang digantungkan dibagian atas tersebut. Namun sering melorot ke bawah karena licin. Siapa yang banyak mendapatkan haidah itulah pemenangnya.


Sebagian besar masyarakat Indonesia percaya permainan panjat pinang adalah tantangan pendidikan yang mengajarkan orang untuk bekerja sama dan bekerja keras dalam mencapai tujuan mereka, ada orang-orang yang mengatakan Panjat Pinang adalah sesuatu yang merendahkan dan mengirimkan salah jenis pesan untuk pemuda Indonesia. Ada juga isu lingkungan mengurangi sejumlah besar pohon pinang untuk suatu perayaan hedonistik. Apapun kontroversi yang ada panjat pinang selalu menjadi tradisi yang unik di negara Indonesia.
More aboutPanjat Pinang - Ajang Keakraban dan Suka Cita

Bambu Gila, Permainan Tradisional Masyarakat Ambon



Indoneisa Wow Banget - Masyarakat Maluku mengenal suatu kesenian tradisi unik yang erat hubungannya dengan nuansa mistis bernama bambu gila. Permainan bambu gila yang memiliki nama asli Baramasewel konon sudah ada sebelum tersebarnya agama Islam dan Kristen di tanah Maluku. Cara memainkan bambu gila sangat sederhana, para pemain hanya memeluk dan menahan laju bambu yang bergerak melonjak sesuai kemauan sang pawang.


Sebelum permainan bambu gila dimulai, sang pawang bertugas membakar kemenyan yang dibawanya menggunakan wadah dari tempurung kelapa. Asap dari pembakaran menyan kemudian “dimasukkan” ke dalam bilah bambu. Proses ini menjadi penting dalam permainan tradisional bambu gila, karena proses ini merupakan upaya untuk mengundang sesuatu yang gaib untuk masuk dan menggerakan bambu.


Ketika pawang sudah berhasil memasukan sesuatu yang gaib ke dalam bilah bambu, maka bambu dengan sendirinya akan bergerak. Para pemain harus memeluk dan menahan laju bambu di bawah kuasa sang pawang. Sepanjang permainan, sang pawang terus mengendalikan bambu dengan meneriakan mantra-mantra, “hei baramasuwel!” Bambu tersebut tidak akan berhenti bergerak sampai sang pawang memerintahkannya untuk berhenti.

Dalam masyarakat Maluku yang masih tradisional, aura mistis dalam permainan bambu gila akan terasa sangat kental. Pasalnya, orang-orang yang boleh memainkan bambu gila bukanlah orang sembarangan, melainkan mereka yang sudah terpilih. Para pemain diharuskan bertelanjang dada mengenakan atribut serba merah, termasuk pada celana dan ikat kepala. Permainan berlangsung dengan iringan musik, semakin cepat musik yang mengiringi, semakin liar dan cepat gerakan pada bambu. Umumnya permainan tradisional ini dimainkan oleh tujuh orang, atau bisa lebih tergantung pada panjangnya bambu yang digunakan.


Bambu yang dipilih dalam permainan ini juga tidak sembarangan. Bambu diambil dari hutan dengan melalui ritual khusus. Bambu yang dipilih biasanya bambu berdiameter 8-10 cm, dan dengan panjang mencapai 3 meter atau lebih. Bambu yang sudah dipilih kemudian diikatkan kain pada kedua ujungnya, dan diperlakukan secara khusus layaknya manusia. Permainan bambu gila merupakan salah satu kekayaan tradisi yang dimiliki nusantara, salah satu permainan rakyat yang bersumber dari kebudayaan Maluku yang adiluhung
More aboutBambu Gila, Permainan Tradisional Masyarakat Ambon

Ritual Bakar Mayat di Bali - Ngaben


Indonesia Wow Banget - Ngaben merupakan upacara kremasi atau pembakaran jenazah di Bali, Indonesia. Upacara adat Ngaben merupakan sebuah ritual yang dilakukan untuk mengirim jenazah pada kehidupan mendatang. Dalam upacara ini, jenazah diletakkan dengan posisi seperti orang tidur. Keluarga yang ditinggalkan pun akan beranggapan bahwa orang yang meninggal tersebut sedang tertidur. Dalam upacara ini, tidak ada air mata karena mereka menganggap bahwa jenazah hanya tidak ada untuk sementara waktu dan menjalani reinkarnasi atau akan menemukan peristirahatan terakhir di Moksha yaitu suatu keadaan dimana jiwa telah bebas dari reinkarnasi dan roda kematian. Upacara ngaben ini juga menjadi simbol untuk menyucikan roh orang yang telah meninggal.

Dalam ajaran agama Hindu, jasad manusia terdiri dari badan halus (roh atau atma) dan badan kasar (fisik). Badan kasar dibentuk oleh lima unsur yang dikenal dengan Panca Maha Bhuta. Kelima unsur ini terddiri dari pertiwi (tanah), teja (api), apah (air), bayu (angin), dan akasa (ruang hampa). Lima unsur ini menyatu membentuk fisik dan kemudian digerakkan oleh roh. Jika seseorang meninggal, yang mati sebenarnya hanya jasad kasarnya saja sedangkan rohnya tidak. Oleh karena itu, untuk menyucikan roh tersebut, perlu dilakukan upacara Ngaben untuk memisahkan roh dengan jasad kasarnya.


Tentang asal usul kata Ngaben sendiri ada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Ngaben berasal dari kata beya yang berarti bekal. Ada yang berpendapat dari  kata ngabu yang berarti menjadi abu.  Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa Ngaben berasal dari kata Ngapen yakni penyucian dengan api. Dalam kepercayaan Hindu, dewa Brahwa atau dwa pencipta dikenal sebagai dewa api. Oleh karena itu, upacara ini juga bisa dianggap sebagai upaya untuk membakar kotoran yang berupa jasad kasar yang masih melekat pada roh dan mengembalikan roh pada Sang Pencipta.


Bagi masyrakat di Bali, Ngaben adalah momen bahagia karena dengan melaksanakan upacara ini, orang tua atau anak-anak telah melaksanakan kewajiban sebagai anggota keluarga. Oleh sebab itu, upacara ini selalu disambut dengan suka cita tanpa isak tangis. Mereka percaya bahwa isak tangis justru hanya menghambat perjalanan roh mencapai nirwana.Hari yang sesuai untuk melakukan upacara Ngaben biasanya didiskusikan dengan para tetua atau orang uang paham. Tubuh jenasah akan diletakkan di dalam sebuah peti. Peti ini diletakkan di dalam sebuah sarcophagus yang berbentuk lembu atau diletakkan di sebuah wadah berbentuk vihara. Wadah ini terbuat darI kertas dan kayu. Bentuk vihara atau lembu ini dibawa menuju ke tempat kremasi melalui suatu prosesi. Prosesi tersebut tidak berjalan pada satu jalan lurus karena bertujuan untuk menjauhkan roh jahat dari jenasah.


Puncak Upacara adat Ngaben adalah prosesi pembakaran keseluruhan struktur yakni Lembu atau vihara tadi berserta dengan jenasah. Prosesi Ngaben biasanya memerlukan waktu yang cukup lama. Bagi jenasah yang masih memiliki kasta tinggi, ritual ini bisa dilakukan selama 3 hari. Namun, untuk keluarga yang kastanya rendah, jenasah harus dikubur terlebih dahulu baru kemudian dilakukan Ngaben.

Upacara Ngaben di Bali biasanya dilakukan secara besar-besaran seperti sebuah pesta dan memakan biaya yang banyak. Oleh sebab itu, tidak sedikit orang yang melakukan upacara Ngaben dalam selang waktu yang lama setelah kematian. Saat ini, masyarakat Hindu di Bali banyak yang melakukan upacara Ngaben secara massal untuk mengemat biaya. Jadi, jasad orang yang sudah meninggal dimakamkan untuk sementara waktu sambil menunggu biayanya mencukupi. Namun, bagi keluarga yang mampu, Upacara adat Ngaben bisa dilakukan secepatnya.
More aboutRitual Bakar Mayat di Bali - Ngaben