Home » Wonderful Indonesia » Upacara Bakar Tongkang - Bagan Siapi-api, Riau
Upacara Bakar Tongkang - Bagan Siapi-api, Riau
Kamis, 13 Oktober 2016
Indonesia Wow Banget - Perayaan pembakaran kapal tongkang telah merupakan atraksi wisata unggulan di Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Kota Bagan Siapi-api, Riau, ini merupakan ritual keturunan Tionghoa Hokkian setempat yang sudah berlangsung lebih dari seratus tahun disana. Setelah mengalami hiatus sekitar 30 tahunan semasa Orde Baru, sejak tahun 2000 mulai diselenggarakan lagi sehingga tambah membara setiap tahunnya.
Konon hampir 2 abad lalu ada sekelompok Tang-lang (Tionghoa keturunan Hokkian) yang mendarat diwilayah yang sekarang Kota Bagan Siapi-api. Ceritanya mereka semula adalah perantau yang berlayar dari Hokkian ke Laut Selatan untuk mencari hidup yang lebih layak di Nanyang, dan telah tiba di Songkhia, Thailand ditahun 1825, tetapi kemudian terpaksa melarikan diri untuk menghindari musibah yang sedang melanda disana. Kaum pengungsi tersebut menggunakan 3 tongkang, yaitu perahu yang dasarnya rata untuk mengangkut pasir atau hasil tambang yang biasa dipergunakan dipertambangan di Malaysia dan sekitarnya, 2 tongkang diantaranya tenggelam dilanda badai, tetapi satu tongkang terachir berhasil menemukan daratan dan berlandas dengan selamat disuatu pantai yang penuh kunang-kunang dimalam hari. Kelompok warga yang aman mendarat itu terdiri dari 18 lelaki dan wanita dari Marga Ang asal Kabupaten Tong-an didaerah Xiamen. Mereka mulai menggarap tanah tersebut untuk menetap disana, dan mereka temukan juga diperairan sana pun kaya dengan sari laut, karenanya patut mereka juga meneruskan pecarian hidup mereka sebagai nelayan.
Mengingat ada dua arca dewa-dewa Tuan Raja (Ong Ya) yang menyertai dalam perantauan mereka, Tai Sun Ong Ya dan Kie Ong Ya, yang dianggap telah menyelamatkan mereka itu, maka didirikan klenteng Taoisme Ing Hok Kiong demi tetap mendapatkan perlingdungan keselamatan dan kemakmuran warga mereka disepanjang masa, sehingga mereka telah menemukan penghidupan baru yang bahagia disana. Kuala Sungai Rokan yang penuh kunang-kunang dimalam hari yang ditemukan pada tanggal 16 bulan 5 Imlik ditahun 1826 Masehi tersebut, kemudian menjadi Kota Bagan Siapi-api.
Dengan ketekadan untuk menetap ditanah-air baru ini, mereka tidak lagi akan meninggalkannya maupun kembali ke Tiongkok, maka dibakarlah tongkang semula yang pernah mengangkut mereka itu.
Begitulah hikayat pembakaran tongkang oleh pendatang Tanglang dipedusunan nelayan Rokan Hilir waktu dulu itu. Sekarang bisa timbul 3 pertanyaan yang bersangkutan dengan ritual Bakar Tongkang yang dirayakan di Bagan Siapi-api jaman ini.